Subscribe:

Rabu, 08 Desember 2010

 


Insan Pers  Diminta Pedomani Kode Etik Jurnalistik

SUKOHARJO - Insan pers merupakan mitra kerja pemerintah sehingga  semangat kemitraan antara jajaran pemerintah dengan  insan pers diharapkan  dapat terus berjalan harmonis dengan saling memberikan masukan  demi ke arah yang lebih baik, namun tetap  berpedoman kepada kode etik jurnalistik dengan memberikan berita yang berimbang.

Hal tersebut dikatakan Penjabat (Pj) Bupati Pringsewu H.Sudarno Eddi, SH, MH saat membuka rapat kerja Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Lampung Perwakilan Kabupaten Pringsewu di Hotel  Bukit Sarinongko, Way Sekampung,  Kecamatan Sukoharjo, Pringsewu, Jumat (10/12).
Penguatan terhadap etik profesi yang landasannya mengacu pada Kode Etik Jurnalistik dan Undang-undang  Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, kata Pj Bupati, merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar.

“Dengan begitu, imej buruk terhadap wartawan di era kebebasan pers seperti sekarang ini  bisa diminimalisir,  meskipun yang melakukan misalnya, bukan anggota PWI, tetapi paling tidak PWI menjadi lokomotif terdepan memperbaiki citra wartawan melalui langkah-langkah penguatan pada etik profesi sembari membangun kesepahaman dengan para stakeholder,” tandas bupati.

Pengurus PWI Perwakilan Pringsewu, kata Pj Bupati,  diharapkan terus memperkuat nilai-nilai etik profesi, sehingga dalam menjalankan tugas jurnalistik tidak berbenturan dengan norma-norma atau aturan hukum yang berlaku.

“Untuk itu, salah satu program yang perlu dijabarkan dalam rencana kerja PWI Perwakilan Pringsewu adalah bagaimana mengawal profesi wartawan agar senantiasa berada di koridor yang benar dan semakin profesional di bidangnya,”  kata dia.


 
Lebih lanjut Pj Bupati Pringsewu mengharapkan kepada PWI sebagai organisasi profesi wartawan tertua di Indonesia untuk dapat  mengedepankan kualitas pemberitaannya. Pemerintah juga pastinya merespons dan siap membantu program-program PWI dalam meningkatkan kualitas organisasinya.
Selain itu, Pj Bupati Sudarno Eddi juga  mengajak jajaran PWI Pringsewu untuk bersama-sama memberikan solusi terbaik dan informasi mengenai hal-hal yang perlu memperoleh perhatian di masyarakat, sekaligus sama-sama menghormati informasi yang berkembang serta berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah, sehingga berita yang berkembang tidak bersifat su’udzon.

“Rapat kerja, pada hakekatnya merupakan moment strategis dalam menentukan arah suatu organisasi ke depan.  Atas nama Pemerintah Kabupaten Pringsewu, saya menyambut baik rapat kerja ini, sekaligus membuktikan bahwa PWI Perwakilan  Pringsewu sehat dalam menjalankan organisasinya. Karena maju mundurnya PWI bergantung dari pengurus dan anggota,”  pungkasnya. (*)

||Baca Selengkapnya, KLIK DI SINI>>

                Pemprov Lampung 
Gelar Puncak Acara   Penanaman
      1 Milyar Pohon Di Pringsewu
  
GADINGREJO -       Puncak acara Penanaman Satu Milyar Pohon dan Perinagatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional, serta Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon 2010 Tingkat Provinsi Lampung, Jumat (10/12) dipusatkan di lokasi calon hutan kota komplek perkantoran Pemda Kabupaten Pringsewu di Gadingrejo.
Acara yang dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Lampung Hanan A.Rozak mewakili Gubernur Provinsi Lampung tersebut, dihadiri jajaran Forkopimda Provinsi Lampung, Penjabat Bupati Pringsewu H.Sudarno Eddi, SH, MH, Ketua DPRD Pringsewu Ilyasa beserta jajaran Forkopimda Kabupaten Pringsewu dan Tanggamus, serta ribuan masyarakat beserta sejumlah elemen masyarakat lainnya.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Ir.Warsito dalam laporannya mengatakan pelaksanaan kegiatan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2008 yang menetapkan tanggal 28 November sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia dan bulan Desember sebagai Bulan Menanam Nasional, kemudian Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.21/Menhut-II/2010 tentang Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon (One Billion Indonesian Trees), serta Instruksi Gubernur Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010 tentang Gerakan Lampung Menghijau (Gelam), dan juga Surat Menteri Dalam Negeri RI Nomor 660/406A/SJ tertanggal 7 Oktober 2010 perihal Program Penanaman Satu Milyar Pohon. 

"Maksud diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk lebih meningkatkan kepedulian akan pentingnya fungsi pohon untuk penurunan emisi gas rumah kaca dalam mengurangi pemanasan global dan un tuk mencapai pembangunan Indonesia yang bersih (Clean Development Mechanism) sekaligus mengajak seluruh komponen bangsa untuk melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon secara berkelanjutan," katanya. 

Sasaran dari adanya kegiatan tersebut, menurut Warsito, adalah menjadikan setiap bentang lahan menjadi hijau baik di dalam maupun di luar kawasan hutan sehingga mampu memberikan  fungsi perlindungan, estetika, hasil ekonomi masyarakat sekaligus dapat berfungsi untuk penyerapan karbon, dengan sasaran lokasi seluruh potensi lahan dalam kawasan hutan negara dan luar kawasan hutan, yang meliputi lahan masyarakat, batas kebun, lahan pekarangan, turus jalan, fasilitas umum, dan lahan terbuka hijau lainnya.


"Tema kegiatan penanaman pohon tahun 2010 ini adalah 'Penanaman Satu Milyar Pohon' dimana Provinsi Lampung menargetkan penanaman pohon dari bulan Februari 2010 hingga Januari 2011 dapat menanam sebanyak 75 juta pohon, atau sekitar 7,5 persen dari total target nasional. Jumlah bibit  yang sudah ditanam di Provinsi Lampung hingga bulan Desember 2010 ini berjumlah kurang lebih 50,05 juta batang, atau meningkat dibandingkan Program Penanaman Satu Orang satu Pohon (One Man One Tree)  pada tahun 2009 lalu, belum termasuk yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan, bahkan Provinsi Lampung telah melampaui target penanaman sampai 112 persen dari target 7.732 batang yakni sebanyak 8.682.158 batang," ungkap Warsito.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Lampung Ny.Truly Sjachroedin ZP dalam sambutan yang dibacakan wakil ketua Ny.Yuliati Joko Umar Said mengatakan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP) 2010 dengan tema 'Penyelamatan hutan pantai dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir' merupakan wujud komitmen organisasi perempuan sebagai pemrakarsa GPTP untuk terus membudayakan kebiasaan gemar menanam dan memelihara pohon.


"Penanaman pohon bisa dilakukan siapa saja, terpenting masyarakat atau peserta tanam sanggup memelihara dan sedapat mungkin dapat menikmati dan merasakan hasilnya. Kaum perempuan tetap membantu program pemerintah dalam penanaman pohon satu milyar setiap tahunnya secara nasional yang dimulai dari tahun 2010. Prinsip kami seperti npepatah mengatakan 'Banyak pohon banyak manfaatnya, banyak pohon banyak rezekinya," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pj Bupati Pringsewu H.Suidarno Eddi, SH, MH juga mengungkapkan kegiatan penanaman pohon di Kabupaten Pringsewu  telah dimulai sejak 29 Oktober 2010 lalu, dengan dicanangkannya Gerakan Pringsewu Bersih dan Menghijau, dimana yang menjadi lokasi penanaman adalah di sepanjang jalan protokol Kota Pringsewu, serta jalan utama di kecamatan dan pekon (desa), serta belum lama ini, dilakukan penanaman pohon penghijauan di bukit hutan kota Pringsewu dengan total pohon yang telah ditanam sebanyak 50 ribu batang pohon.

“Beberapa waktu lalu juga dilakukan Kampanye Indonesia Menanam yang dipusatkan di Pekon (Desa, red) Jatiagung, Kecamatan Ambarawa. Diharapkan gerakan ini akan terus berkembang dan hasilnya dapat dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat sehingga negeri kita dapat kembali menghijau,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sekdaprov Lampung Hanan A.Rozak secara simbolis juga menyerahkan bantuan bibit pohon penghijauan kepada Ketua TP-PKK Kabupaten Pringsewu Ny.Lisnalela Sudarno Eddi, istri Ketua DPRD Pringsewu Ny.Ilyasa, Ketua Dharma Wanita Persatuan Ny.Herawati Zulkifli Maliki, Ketua Persit Kartika Chandra, Ketua Bhayangkari, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Pringsewu, Ketua Wanita Tani, Pramuka, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), tokoh pemuda, tokoh adat, serta tokoh masyarakat lainnya, berikut bantuan traktor tangan dari Kementerian Pertanian kepada sejumlahb kelompok tani, yang dilanjutkan dengan penanaman pohon penghijauan di lokasi hutan kota komplek perkantoran Pemda Kabupaten Pringsewu di Gadingrejo. (*)

        Kelestarian Hutan Jadi Isu Global 
GADINGREJO – Kabupaten Pringsewu memiliki areal hutan seluas 7.777 hektar yang merupakan hutan lindung, yaitu terdiri dari register 22 Way Waya  serta  register 39 Kota Agung Utara,  yang kesemuanya berada di Kecamatan Pagelaran. Dewasa ini, kelestarian sumberdaya hutan menjadi isu global, dimana kerusakan hutan terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
“Kerusakan hutan dan berkurangnya tanaman telah membawa dampak pemanasan global yang berpengaruh pada perubahan iklim, yang ditandai dengan terjadinya berbagai bencana alam di berbagai tempat, seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, kesulitan memperoleh air karena kekeringan yang begitu panjang, dan lain sebagainya. Dalam jangka panjang, perubahan iklim tersebut akan mempengaruhi kinerja pembangunan dan kesejahteraan rakyat, karena hutan yang merupakan paru-paru dunia tidak hanya memiliki fungsi yang memiliki peran vital bagi sistem penyangga kehidupan, tetapi juga fungsi sosial ekonomi,” kata Penjabat Bupati Pringsewu H.Sudarno Eddi, SH, MH saat acara pencanangan penanaman 1 milyar pohon dan  Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon di lokasi calon perkantoran Pemda Kabupaten Pringsewu di Gadingrejo, Jumat (10/12).
Melihat begitu pentingnya fungsi hutan, kata bupati, sudah selayaknya semua perlu mendukung dan berpartisipasi dalam upaya reboisasi, karena dengan tumbuhnya pepohonan yang kita tanam dan pelihara, maka secara langsung kita telah berpartisipasi dalam pembentukan permukiman yang memberi perlindungan terhadap angin, perlindungan dari sinar matahari dan suhu udara yang berlebih, menciptakan sumber ekonomi, estetika lingkungan, perbaikan ekosistem setempat, perbaikan kualitas dan kuantitas air tanah dan udara setempat, serta menciptakan kehidupan sosial masyarakat yang harmonis dengan lingkungan.

“Selain itu, Indonesia memiliki jumlah perempuan yang relatif besar, dan sebagai aset dan potensi bangsa, perempuan dibutuhkan untuk berperan aktif di tiga pilar pembangunan, yaitu ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan, dimana di bidang lingkungan, perempuan diharapkan dapat proaktif dalam upaya mengelola, memanfaatkan dan melestarikan lingkungan hidup, karena dengan melestarikan lingkungan, kaum perempuan dapat meningkatkan peran dan kontribusi dalam menghadapi perubahan iklim, serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menyelamatkan lingkungan yang dimulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat,” kata bupati.

Di Pringsewu sendiri, lanjut bupati,  kegiatan penanaman pohon telah dimulai sejak 29 Oktober 2010 lalu, dengan dicanangkannya Gerakan Pringsewu Bersih dan Menghijau, dimana yang menjadi lokasi penanaman adalah di sepanjang jalan protokol Kota Pringsewu, serta jalan utama di kecamatan dan pekon (desa), serta belum lama ini, dilakukan penanaman pohon penghijauan di bukit hutan kota Pringsewu dengan total pohon yang telah ditanam sebanyak 50 ribu batang pohon.

“Beberapa waktu lalu juga dilakukan Kampanye Indonesia Menanam yang dipusatkan di Pekon (Desa, red) Jatiagung, Kecamatan Ambarawa. Diharapkan gerakan ini akan terus berkembang dan hasilnya dapat dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat sehingga negeri kita dapat kembali menghijau,” pungkas bupati. (*)
 
                                        

 

||Baca Selengkapnya, KLIK DI SINI>>