Sebagai daerah yang masih agraris, struktur perekonomian Kabupaten Pringsewu masih didominasi oleh Sektor Pertanian dengan Komoditas yang dominan adalah Padi sawah dan padi ladang, padi organik, jagung dan juga Komoditas Sayur mayur serta ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah dan juga kacang hijau.
Total luas areal pertanian untuk padi organik di Kabupaten Pringsewu adalah 193 Ha dengan produksi rata-rata sekitar 770 ton/tahun.
Padi sawah adalah salah satu Primadona dari sektor pertanian di Kabupaten Pringsewu disamping hasil-hasil produksi pertanian yang lainnya, seperti jagung, sayur mayur dan lainnya. Dari total luas tanam padi sawah seluas 19.074 Ha mampu menghasilkan produksi padi sebesar 97.620 Ton dengan produktivitas sebesar 5,11 Ton/Ha dan untuk padi ladang mampu menghasilkan produksi sebesar 2.475 Ton dari luas tanam yang ada seluas 735 Ha. Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu penyokong beras yang andal di Propinsi Lampung.
Kabupaten Pringsewu memiliki ketersediaan lahan yang luas dan subur sehingga sangat potensial untuk pengembangan tanaman palawija seperti, tomat, cabe, sayur mayur dan tanaman palawija lainnya. Komoditas tanaman palawija ini, menjadi komoditas yang cukup handal yang pemasarannya tidak saja di Kabupaten Pringsewu dan Provinsi Lampung, tetapi telah merambah keluar Provinsi Lampung, seperti Jakarta dan Palembang.
Sementara itu, investasi di sektor Perkebunan di Kabupaten Pringsewu ke depan memiliki prospek yang sangat cerah. Hal ini mengingat masih luasnya lahan yang tersedia untuk pengembangan berbagai komoditas perkebunan, diantaranya Kakao, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Kelapa Sawit, Aren, Pinang, Kopi Robusta, Tembakau Virginia, Cengkeh, Kayu Manis, Lada, Karet, Kayu Jati dan Kayu Glondongan.
Uji coba pengembangan tanaman tembakau virginia di Kabupaten Pringsewu mulai dilakukan pada tahun 2009 oleh PT Sadhana Arif Nusa, menggunakan lahan seluas 7,55 Ha. Dari target produksi yang diharapkan sebesar 2 ton per hektar ternyata mampu menghasilkan produksi sebesar 2,5 ton per hektar. Dari kenyataan inilah, pada tahun 2010 tanaman ini diperluas pengembangannya dengan luas tanaman mencapai 30 Hektar , dan akan terus dikembangkan pada tahun-tahun berikutnya.
Potensi luas lahan yang dapat menjadi pengembangan tanaman tembakau virginia ini seluas 537 Hektar lebih.
Di bidang perikanan, Kabupaten Pringsewu sangat potensial untuk pengembangan usaha Budidaya Air Tawar. Pada tahun 2009 potensi perikanan budidaya air tawar di Kabupaten Pringsewu sebesar 1.023 Ha dengan tingkat pemanfaatan lahan seluas 501,60 Ha dan produksi secara keseluruhan sebesar 4.637,49 ton.
Salah satu komoditas penting perikaan budidaya di Kabupaten Pringsewu adalah Ikan Gurame, disamping komoditas lain seperti ikan lele, mas, nila, belut dan patin.
Pada tahun 2009 pemanfaatan kolam untuk komoditas ikan Gurame adalah seluas 92,5 Ha dengan produksi sebesar 309,9 ton. Pemanfaatan kolam gurame tersebut menyebar di 4 (empat) kecamatan yakni, kecamatan Pagelaran, Pardasuka, Banyumas, dan Sukoharjo.
Pengembangan komoditas ikan gurame di Kabupaten Pringsewu sangat menjanjikan hal ini disebabkan oleh selain kondisi daerah yang sangat mendukung juga disebabkan kegiatan budidaya ikan gurame memiliki nilai ekonomis yang tinggi disemua tahapan produksi.
Di bidang pertambangan, Kabupaten Pringsewu mempunyai sumber daya alam bahan tambang yang cukup potensial. Terdapat beberapa jenis bahan galian seperti Mangan, Bentonit, Marmer, Biji Besi, Silika, Biorit dan Andesit yang tersebar di beberapa lokasi, termasuk potensi sumber air mineral di Kecamatan Ambarawa yakni Air Karawang yang sudah terkenal di seluruh Provinsi Lampung.
Sebagian besar potensi tersebut masih belum dioptimalkan. Oleh Karenanya, Pemerintah Kabupaten Pringsewu membuka seluas-luasnya kepada para investor yang ingin berinvestasi di bidang pertambangan dengan mempermudah proses perizinannya.
Dalam bidang industri, Kabupaten Pringsewu masih didominasi oleh industri kecil dan home industri, diantaranya sentra industri kain tapis, manik-manik, kain perca, dan kerajinan anyaman bambu, industri batu bata dan genteng.
Industri kain perca Pringsewu yang berpusat di Kecamatan Banyumas telah mampu menembus pasar di seluruh Sumatera dan Jawa.
Selain itu, industri kerajinan yang berbahan baku dari Batu Sui Seki, merupakan kerajinan yang cukup unik dan sangat menarik serta memiliki nilai seni yang sangat tinggi Kerajinan batu sui seki ini sebagian besar masih berupa industri perorangan dan industri rumah tangga, oleh karenanya terbuka peluang investasi melalui pengembangan usaha dengan pola kemitraan dan perluasan pasar.
Untuk industri batu bata, di Pringsewu terdapat sebanyak 244 unit usaha yang mampu, menyerap tenaga kerja sebanyak 3.172 orang, dengan kapasitas produksi mencapai 89.060.000 buah per tahun dan nilai investasi sebesar 26 milyar lebih.
Begitu pula untuk industri pembuatan genteng, Kabupaten Pringsewu memiliki total industri sebanyak `137 unit, dengan kapasitas produksi 50.005.000 buah per tahun, dengan nilai investasi sebesar 15 milyar lebih dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.055 orang, meskipun sebagian besar masih beskala usaha kecil dan menengah. Bahkan hasil produksi genteng Pringsewu sudah terkenal baik di wilayah Provinsi Lampung maupun luar Provinsi Lampung.
Industri pangan di Kabupaten Pringsewu juga memerlukan dukungan dari Sumber Daya Manusia yang ada selain dukungan dari sumber daya alam yang menyediakan bahan baku.
Hingga saat ini, di Kabupaten Pringsewu tercatat puluhan industri pangan dalam bentuk makanan ringan seperti keripik singkong, keripik sukun, kelanting, dodol, tahu tempe, kue kering, dan penggilingan padi.
Seperti halnya sector industry lain, sebagian besar jenis industri ini masih bersifat industri kecil hingga menengah, namun memiliki nilai investasi yang cukup tinggi seperti industri keripik pisang yang memiliki nilai investasi sebesar 400 Milyar lebih dengan kapasitas produksi mencapai 10.074.000 Kg per tahun dan tersebar di 69 industri.
Sedangkan indusutri keripik sukun memiliki nilai investasi sebesar 157 Milyar menyerap tenaga kerja sebanyak 432 orang di 54 industri.
Serta industri keripik singkong kapasitas produksinya mencapai 8.760.000 Kg per tahun dengan nilai investasi 122 Milyar, menyerap tenaga kerja 480 orang yang di kelola oleh 60 industri.
Salah satu produk makanan ringan yang sudah sangat terkenal dan bahkan sudah menjadi image bagi Pringsewu adalah ‘Kelanting’.
Industri Kelanting di Pringsewu mencapai sebanyak 108 industri menyerap 864 orang dengan nilai investasi 86,724 milyar dan mampu menghasilkan 7.884.000 Kg per tahun.
Selain itu, potensi Bidang Peternakan di Kabupaten Pringsewu juga sangat potensial untuk dikembangkan, baik potensi pengembangan ternak kecil maupun besar. Untuk ternak kecil, potensi Kambing dan Domba sangat potensial, hal ini dapat dilihat dari populasi kambing yang ada sebesar 55.267 ekor dan populasi Domba sebesar 13.857 ekor dan juga ternak babi sebesar 279 ekor.
Dengan memanfaatkan luas lahan serta padang rumput yang ada, usaha pengembangan kambing burawa sangat cocok sekali dikembangkan di Kabupaten Pringsewu. Kambing jenis ini merupakan hasil persilangan antara induk betina peranakan kambing Ettawa (PE) yang memiliki tubuh besar dan kambing pejantan Boer sebagai kambing pedaging.
Untuk Potensi ternak besar, Kabupaten Pringsewu juga sangat potensial, hal ini dapat dilihat dari populasi ternak besar yang ada seperti sapi sebanyak 9.493 ekor dan populasi kerbau sebanyak 3.276 ekor.
Pengembangan Usaha peternakan sapi potong, merupakan salah satu usaha yang cukup prospektif di Kabupaten Pringsewu, peluang pengembangan sapi potong juga didukung oleh harga sapi hidup dan daging sapi yang terus meningkat, tersedianya tehnologi pakan ternak dan reproduksi IB maupun embrio transfer, serta meningkatnya permintaan daging sapi segar dan olahan di dalam negeri. Usaha ini juga didukung oleh ketersediaan lahan yang luas bagi budidaya tanaman rumput gajah sebagai bahan pakan ternak.
Dengan masih banyaknya areal pekarangan serta lahan yang ada, di Kabupaten Pringsewu juga memungkinkan untuk pengembangan usaha peternakan unggas.
Jenis unggas yang dapat dikembangkan adalah ayam buras, ayam ras petelur, ayam ras pedaging dan ternak itik.
Populasi rata-rata unggas pertahun di Kabupaten Pringsewu adalah ayam buras 108.538 Ekor, ayam ras petelur 133.100 ekor, ayam ras pedaging 1.741.200 ekor dan populasi itik sebanyak 25.131 ekor.
Permintaan akan kebutuhan ayam pedaging terus meningkat seiring banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi ayam pedaging tidak hanya sebagai makanan sehari-hari tapi juga sebagai salah satu sajian utama di restoran-restoran serta sajian di dalam pesta. Sebagian besar usaha peternakan ini, masih diusahakan oleh.
Keadaan ini tentunya membuka peluang tersendiri bagi investor yang akan berinvestasi di sektor peternakan melalui pengembangan usaha dengan modal kemitraan dan pengolahan makanan jadi berbahan baku dari produksi unggas seperti, telur asin dan lainnya.
Selain itu, ternak Lebah Madu yang berpusat di Kecamatan Pardasuka, dengan total produksi sekitar 13.600 kg pertahun dihasilkan royal jelly dengan produksi 9 kg pertahun yang biasa digunakan sebagai bahan campuran obat-obatan, dan pollen sebagai bahan campuran kosmetika dengan total produksi mencapai 4.000 kg pertahun.
Dalam bidang pariwisata, sektor ini masih memerlulan dukungan dan upaya yang lebih optimal, sehingga sektor pariwisata di Kabupaten Pringsewu dapat berkembang secara lebih optimal.
Sebagai modal awasl dan sumber daya alam, di Pringsewu terdapat beberapa obyek wisata yang prospektif untuk dikembangkan di antaranya tempat wisata ziarah berupa Makam KH Ghalib dan Goa Maria La Verna, bangunan bersejarah peninggalan Belanda berupa Talang, kawasan Bukit Bintang yang kesemuanya berlokasi di sekitar ibukota Kabupaten Pringsewu.
Selain itu terdapat potensi wisata lainnya seperti Goa Selapan di Kecamatan Pardasuka, Telaga Gupit dan bangunan Pura Bukit Hindu yang berada di Kecamatan Gadingrejo, serta masih banyak lokasi-lokasi menarik yang memiliki prospek untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai kawasan wisata, yang belum tergali secara maksimal.
Selain itu, sejumlah obyek wisata lain yang sebagian sudah dikelola masyarakat diantaranya berupa kolam renang.
Hingga saat ini, Kota Pringsewu juga terkenal sebagai daerah dengan potensi wisata belanja dengan terdapatnya beberapa pusat perbelanjaan maupun pusat pertokoan yang cukup lengkap.
Bagi para pecinta kuliner, kehidupan malam di Pringsewu juga menjajikan suguhan wisata kuliner yang tak kalah menarik sepanjang malam. Berbagai macam suguhan dan menu khas masakan dari yang modern hingga tradisional tersedia tersedia cukup lengkap di berbagai sudut lokasi. Termasuk tersedia pula berbagai restoran besar dan kecil yang menyajikan mulai masakan tradisional, nasional hingga restoran cepat saji.
Tak ketinggalan pula sarana pendukung lainnya yakni jasa akomodasi berupa fasulitas hotel dan penginapan, telah tersedia pula di Pringsewu.
Letak Kabupaten Pringsewu yang strategis di Jalur Lintas Barat yang merupakan salah satu jalur tersibuk di Provinsi lampung menuju sejumlah provinsi di pantai barat Sumatera, membuat poisisi Kabupaten Pringsewu sangat potensial untuk pengembangan sektor perdagangan dan jasa, baik usaha perdagangan kecil, menengah maupun usaha perdagangan besar.
Dengan adanya sebuah terminal yang melayani baik jasa angkutan kota, angkutan perdesaan, angkutan perbatasan, serta bus antar kota dalam provinsi dan antar provinsi yang melayani masyarakat dengan jasa transportasi yang memadai, menjadikan kota ini semakin eksis sebagai salah satu kota tersibuk di Provinsi Lampung.
Sampai saat ini di Kota Pringsewu yang menjadi ibukota Kabupaten Pringsewu tercatat sedikitnya terdapat 24 Bank, serta puluhan lembaga keuangan lainnya.
Kondisi ini menempatkan Pringsewu sebagai daerah yang memiliki lembaga perbankan terbanyak ke-dua di Provinsi Lampung setelah Kota Bandar Lampung.
Guna melayani kebutuhan warga, di pusat kota Pringsewu sendiri terdapat 4 buah pasar tradisional yakni Pusat Perbelanjaan Pringsewu, Pasar Sarinongko, Pasar Baru Pringsewu, dan Pasar Pagi yang siap melayani masyarakat Pringsewu dan sekitarnya. Selain itu terdapat pula pasar kecamatan yang berada di setiap ibukota kecamatan serta pasar desa.
Denyut nadi dan aktifitas perkonomian di Pringsewu seperti tidak pernah mengenal waktu, mengingat kegiatan tersebut berlangsung selama 24 jam tanpa henti.
Di bidang pelayanan Kesehatan, di Kabupaten Pringsewu telah terdapat Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Pringsewu, serta terdapat pula Balai pengobatan serta Fasilitas Kesehatan milik swasta lainnya.
Di bidang pendidikan, Kabupaten Pringsewu memiliki sebanyak 275 SD/Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan 39 Swasta, 22 SMP Negeri, 32 SMP Swasta, 9 SMA/SMK Negeri, 27 SMA/SMK Swasta dan 9 Perguruan Tinggi Swasta.
Dalam bidang pendidikan juga , pelajar dari Kabupaten Pringsewu banyak yang mempunyai prestasi yang luar biasa dan telah mengharumkan tidak hanya untuk Kabupaten Pringsewu namun juga untuk Provinsi Lampung, dan bahkan membawa harum nama Indonesia di tingkat dunia, seperti IRFAN HARIS seorang pelajar dari SMA Negeri 1 Pringsewu yang telah berhasil meraih menjadi juara pada Olimpiade Sains Bidang Biologi di Jepang dan Korea Selatan dua kali berturut-turut.
Dalam bidang olahraga, tak bisa dipungkiri, bahwa prestasi yang diraih oleh putra-putri terbaik dari Kabupaten Pringsewu sangat membanggakan dan mengharumkan, tidak hanya untuk Kabupaten Pringsewu ataupun Provinsi Lampung, namun juga bagi Bangsa Indonesia.
Siapapun pasti akan mengenal sosok Imron Rosyadi dengan Padepokan Gajah Lampung sebagai pusat pelatihan angkat besi dan berat yang namanya bahkan terkenal hingga di seluruh dunia. Dari tangan Imron Rosyadi, banyak dilahirkan lifter-lifter dunia ternama asal Indonesia.
Lisa Rumbewas, salah satu lifter dunia yang berhasil memperoleh medali emas pada olimpiade beberapa tahun lalu juga tercatat sebagai salah satu lifter yang pernah mengenyam pelatihan di Padepokan Gajah Lampung Pringsewu.
Disamping Angkat Besi dan Angkat Berat, masih banyak atlet-atlet dari Kabupaten Pringsewu yang memiliki prestasi yang cukup handal, diantaranya dari Cabang Bulu Tangkis, Karateka, Tenis Meja dan juga Cabang Olah Raga Sepak Bola. (*)
Total luas areal pertanian untuk padi organik di Kabupaten Pringsewu adalah 193 Ha dengan produksi rata-rata sekitar 770 ton/tahun.
Sentra padi organik terdapat di Kecamatan Pagelaran dan Gadingrejo, yang sebagian besar dikembangkan dengan menggunakan pupuk kompos dan pestisida nabati sehingga memiliki cita rasa dan harga jual lebih tinggi sekitar 30-40% dibandingkan dengan padi pada umumnya. Potensi ini dapat dikembangkan dengan adanya Lahan yang tersedia dan SDM petani SLPHT yang ada, serta terbukanya peluang pengembangan industri penggilingan beras.
Padi sawah adalah salah satu Primadona dari sektor pertanian di Kabupaten Pringsewu disamping hasil-hasil produksi pertanian yang lainnya, seperti jagung, sayur mayur dan lainnya. Dari total luas tanam padi sawah seluas 19.074 Ha mampu menghasilkan produksi padi sebesar 97.620 Ton dengan produktivitas sebesar 5,11 Ton/Ha dan untuk padi ladang mampu menghasilkan produksi sebesar 2.475 Ton dari luas tanam yang ada seluas 735 Ha. Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu penyokong beras yang andal di Propinsi Lampung.
Kabupaten Pringsewu memiliki ketersediaan lahan yang luas dan subur sehingga sangat potensial untuk pengembangan tanaman palawija seperti, tomat, cabe, sayur mayur dan tanaman palawija lainnya. Komoditas tanaman palawija ini, menjadi komoditas yang cukup handal yang pemasarannya tidak saja di Kabupaten Pringsewu dan Provinsi Lampung, tetapi telah merambah keluar Provinsi Lampung, seperti Jakarta dan Palembang.
Sementara itu, investasi di sektor Perkebunan di Kabupaten Pringsewu ke depan memiliki prospek yang sangat cerah. Hal ini mengingat masih luasnya lahan yang tersedia untuk pengembangan berbagai komoditas perkebunan, diantaranya Kakao, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Kelapa Sawit, Aren, Pinang, Kopi Robusta, Tembakau Virginia, Cengkeh, Kayu Manis, Lada, Karet, Kayu Jati dan Kayu Glondongan.
Uji coba pengembangan tanaman tembakau virginia di Kabupaten Pringsewu mulai dilakukan pada tahun 2009 oleh PT Sadhana Arif Nusa, menggunakan lahan seluas 7,55 Ha. Dari target produksi yang diharapkan sebesar 2 ton per hektar ternyata mampu menghasilkan produksi sebesar 2,5 ton per hektar. Dari kenyataan inilah, pada tahun 2010 tanaman ini diperluas pengembangannya dengan luas tanaman mencapai 30 Hektar , dan akan terus dikembangkan pada tahun-tahun berikutnya.
Potensi luas lahan yang dapat menjadi pengembangan tanaman tembakau virginia ini seluas 537 Hektar lebih.
Di bidang perikanan, Kabupaten Pringsewu sangat potensial untuk pengembangan usaha Budidaya Air Tawar. Pada tahun 2009 potensi perikanan budidaya air tawar di Kabupaten Pringsewu sebesar 1.023 Ha dengan tingkat pemanfaatan lahan seluas 501,60 Ha dan produksi secara keseluruhan sebesar 4.637,49 ton.
Salah satu komoditas penting perikaan budidaya di Kabupaten Pringsewu adalah Ikan Gurame, disamping komoditas lain seperti ikan lele, mas, nila, belut dan patin.
Pada tahun 2009 pemanfaatan kolam untuk komoditas ikan Gurame adalah seluas 92,5 Ha dengan produksi sebesar 309,9 ton. Pemanfaatan kolam gurame tersebut menyebar di 4 (empat) kecamatan yakni, kecamatan Pagelaran, Pardasuka, Banyumas, dan Sukoharjo.
Pengembangan komoditas ikan gurame di Kabupaten Pringsewu sangat menjanjikan hal ini disebabkan oleh selain kondisi daerah yang sangat mendukung juga disebabkan kegiatan budidaya ikan gurame memiliki nilai ekonomis yang tinggi disemua tahapan produksi.
Di bidang pertambangan, Kabupaten Pringsewu mempunyai sumber daya alam bahan tambang yang cukup potensial. Terdapat beberapa jenis bahan galian seperti Mangan, Bentonit, Marmer, Biji Besi, Silika, Biorit dan Andesit yang tersebar di beberapa lokasi, termasuk potensi sumber air mineral di Kecamatan Ambarawa yakni Air Karawang yang sudah terkenal di seluruh Provinsi Lampung.
Sebagian besar potensi tersebut masih belum dioptimalkan. Oleh Karenanya, Pemerintah Kabupaten Pringsewu membuka seluas-luasnya kepada para investor yang ingin berinvestasi di bidang pertambangan dengan mempermudah proses perizinannya.
Dalam bidang industri, Kabupaten Pringsewu masih didominasi oleh industri kecil dan home industri, diantaranya sentra industri kain tapis, manik-manik, kain perca, dan kerajinan anyaman bambu, industri batu bata dan genteng.
Industri kain perca Pringsewu yang berpusat di Kecamatan Banyumas telah mampu menembus pasar di seluruh Sumatera dan Jawa.
Selain itu, industri kerajinan yang berbahan baku dari Batu Sui Seki, merupakan kerajinan yang cukup unik dan sangat menarik serta memiliki nilai seni yang sangat tinggi Kerajinan batu sui seki ini sebagian besar masih berupa industri perorangan dan industri rumah tangga, oleh karenanya terbuka peluang investasi melalui pengembangan usaha dengan pola kemitraan dan perluasan pasar.
Untuk industri batu bata, di Pringsewu terdapat sebanyak 244 unit usaha yang mampu, menyerap tenaga kerja sebanyak 3.172 orang, dengan kapasitas produksi mencapai 89.060.000 buah per tahun dan nilai investasi sebesar 26 milyar lebih.
Begitu pula untuk industri pembuatan genteng, Kabupaten Pringsewu memiliki total industri sebanyak `137 unit, dengan kapasitas produksi 50.005.000 buah per tahun, dengan nilai investasi sebesar 15 milyar lebih dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.055 orang, meskipun sebagian besar masih beskala usaha kecil dan menengah. Bahkan hasil produksi genteng Pringsewu sudah terkenal baik di wilayah Provinsi Lampung maupun luar Provinsi Lampung.
Industri pangan di Kabupaten Pringsewu juga memerlukan dukungan dari Sumber Daya Manusia yang ada selain dukungan dari sumber daya alam yang menyediakan bahan baku.
Hingga saat ini, di Kabupaten Pringsewu tercatat puluhan industri pangan dalam bentuk makanan ringan seperti keripik singkong, keripik sukun, kelanting, dodol, tahu tempe, kue kering, dan penggilingan padi.
Seperti halnya sector industry lain, sebagian besar jenis industri ini masih bersifat industri kecil hingga menengah, namun memiliki nilai investasi yang cukup tinggi seperti industri keripik pisang yang memiliki nilai investasi sebesar 400 Milyar lebih dengan kapasitas produksi mencapai 10.074.000 Kg per tahun dan tersebar di 69 industri.
Sedangkan indusutri keripik sukun memiliki nilai investasi sebesar 157 Milyar menyerap tenaga kerja sebanyak 432 orang di 54 industri.
Serta industri keripik singkong kapasitas produksinya mencapai 8.760.000 Kg per tahun dengan nilai investasi 122 Milyar, menyerap tenaga kerja 480 orang yang di kelola oleh 60 industri.
Salah satu produk makanan ringan yang sudah sangat terkenal dan bahkan sudah menjadi image bagi Pringsewu adalah ‘Kelanting’.
Industri Kelanting di Pringsewu mencapai sebanyak 108 industri menyerap 864 orang dengan nilai investasi 86,724 milyar dan mampu menghasilkan 7.884.000 Kg per tahun.
Selain itu, potensi Bidang Peternakan di Kabupaten Pringsewu juga sangat potensial untuk dikembangkan, baik potensi pengembangan ternak kecil maupun besar. Untuk ternak kecil, potensi Kambing dan Domba sangat potensial, hal ini dapat dilihat dari populasi kambing yang ada sebesar 55.267 ekor dan populasi Domba sebesar 13.857 ekor dan juga ternak babi sebesar 279 ekor.
Dengan memanfaatkan luas lahan serta padang rumput yang ada, usaha pengembangan kambing burawa sangat cocok sekali dikembangkan di Kabupaten Pringsewu. Kambing jenis ini merupakan hasil persilangan antara induk betina peranakan kambing Ettawa (PE) yang memiliki tubuh besar dan kambing pejantan Boer sebagai kambing pedaging.
Untuk Potensi ternak besar, Kabupaten Pringsewu juga sangat potensial, hal ini dapat dilihat dari populasi ternak besar yang ada seperti sapi sebanyak 9.493 ekor dan populasi kerbau sebanyak 3.276 ekor.
Pengembangan Usaha peternakan sapi potong, merupakan salah satu usaha yang cukup prospektif di Kabupaten Pringsewu, peluang pengembangan sapi potong juga didukung oleh harga sapi hidup dan daging sapi yang terus meningkat, tersedianya tehnologi pakan ternak dan reproduksi IB maupun embrio transfer, serta meningkatnya permintaan daging sapi segar dan olahan di dalam negeri. Usaha ini juga didukung oleh ketersediaan lahan yang luas bagi budidaya tanaman rumput gajah sebagai bahan pakan ternak.
Dengan masih banyaknya areal pekarangan serta lahan yang ada, di Kabupaten Pringsewu juga memungkinkan untuk pengembangan usaha peternakan unggas.
Jenis unggas yang dapat dikembangkan adalah ayam buras, ayam ras petelur, ayam ras pedaging dan ternak itik.
Populasi rata-rata unggas pertahun di Kabupaten Pringsewu adalah ayam buras 108.538 Ekor, ayam ras petelur 133.100 ekor, ayam ras pedaging 1.741.200 ekor dan populasi itik sebanyak 25.131 ekor.
Permintaan akan kebutuhan ayam pedaging terus meningkat seiring banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi ayam pedaging tidak hanya sebagai makanan sehari-hari tapi juga sebagai salah satu sajian utama di restoran-restoran serta sajian di dalam pesta. Sebagian besar usaha peternakan ini, masih diusahakan oleh.
Keadaan ini tentunya membuka peluang tersendiri bagi investor yang akan berinvestasi di sektor peternakan melalui pengembangan usaha dengan modal kemitraan dan pengolahan makanan jadi berbahan baku dari produksi unggas seperti, telur asin dan lainnya.
Selain itu, ternak Lebah Madu yang berpusat di Kecamatan Pardasuka, dengan total produksi sekitar 13.600 kg pertahun dihasilkan royal jelly dengan produksi 9 kg pertahun yang biasa digunakan sebagai bahan campuran obat-obatan, dan pollen sebagai bahan campuran kosmetika dengan total produksi mencapai 4.000 kg pertahun.
Dalam bidang pariwisata, sektor ini masih memerlulan dukungan dan upaya yang lebih optimal, sehingga sektor pariwisata di Kabupaten Pringsewu dapat berkembang secara lebih optimal.
Sebagai modal awasl dan sumber daya alam, di Pringsewu terdapat beberapa obyek wisata yang prospektif untuk dikembangkan di antaranya tempat wisata ziarah berupa Makam KH Ghalib dan Goa Maria La Verna, bangunan bersejarah peninggalan Belanda berupa Talang, kawasan Bukit Bintang yang kesemuanya berlokasi di sekitar ibukota Kabupaten Pringsewu.
Selain itu terdapat potensi wisata lainnya seperti Goa Selapan di Kecamatan Pardasuka, Telaga Gupit dan bangunan Pura Bukit Hindu yang berada di Kecamatan Gadingrejo, serta masih banyak lokasi-lokasi menarik yang memiliki prospek untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai kawasan wisata, yang belum tergali secara maksimal.
Selain itu, sejumlah obyek wisata lain yang sebagian sudah dikelola masyarakat diantaranya berupa kolam renang.
Hingga saat ini, Kota Pringsewu juga terkenal sebagai daerah dengan potensi wisata belanja dengan terdapatnya beberapa pusat perbelanjaan maupun pusat pertokoan yang cukup lengkap.
Bagi para pecinta kuliner, kehidupan malam di Pringsewu juga menjajikan suguhan wisata kuliner yang tak kalah menarik sepanjang malam. Berbagai macam suguhan dan menu khas masakan dari yang modern hingga tradisional tersedia tersedia cukup lengkap di berbagai sudut lokasi. Termasuk tersedia pula berbagai restoran besar dan kecil yang menyajikan mulai masakan tradisional, nasional hingga restoran cepat saji.
Tak ketinggalan pula sarana pendukung lainnya yakni jasa akomodasi berupa fasulitas hotel dan penginapan, telah tersedia pula di Pringsewu.
Letak Kabupaten Pringsewu yang strategis di Jalur Lintas Barat yang merupakan salah satu jalur tersibuk di Provinsi lampung menuju sejumlah provinsi di pantai barat Sumatera, membuat poisisi Kabupaten Pringsewu sangat potensial untuk pengembangan sektor perdagangan dan jasa, baik usaha perdagangan kecil, menengah maupun usaha perdagangan besar.
Dengan adanya sebuah terminal yang melayani baik jasa angkutan kota, angkutan perdesaan, angkutan perbatasan, serta bus antar kota dalam provinsi dan antar provinsi yang melayani masyarakat dengan jasa transportasi yang memadai, menjadikan kota ini semakin eksis sebagai salah satu kota tersibuk di Provinsi Lampung.
Sampai saat ini di Kota Pringsewu yang menjadi ibukota Kabupaten Pringsewu tercatat sedikitnya terdapat 24 Bank, serta puluhan lembaga keuangan lainnya.
Kondisi ini menempatkan Pringsewu sebagai daerah yang memiliki lembaga perbankan terbanyak ke-dua di Provinsi Lampung setelah Kota Bandar Lampung.
Guna melayani kebutuhan warga, di pusat kota Pringsewu sendiri terdapat 4 buah pasar tradisional yakni Pusat Perbelanjaan Pringsewu, Pasar Sarinongko, Pasar Baru Pringsewu, dan Pasar Pagi yang siap melayani masyarakat Pringsewu dan sekitarnya. Selain itu terdapat pula pasar kecamatan yang berada di setiap ibukota kecamatan serta pasar desa.
Denyut nadi dan aktifitas perkonomian di Pringsewu seperti tidak pernah mengenal waktu, mengingat kegiatan tersebut berlangsung selama 24 jam tanpa henti.
Di bidang pelayanan Kesehatan, di Kabupaten Pringsewu telah terdapat Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Pringsewu, serta terdapat pula Balai pengobatan serta Fasilitas Kesehatan milik swasta lainnya.
Di bidang pendidikan, Kabupaten Pringsewu memiliki sebanyak 275 SD/Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan 39 Swasta, 22 SMP Negeri, 32 SMP Swasta, 9 SMA/SMK Negeri, 27 SMA/SMK Swasta dan 9 Perguruan Tinggi Swasta.
Dalam bidang pendidikan juga , pelajar dari Kabupaten Pringsewu banyak yang mempunyai prestasi yang luar biasa dan telah mengharumkan tidak hanya untuk Kabupaten Pringsewu namun juga untuk Provinsi Lampung, dan bahkan membawa harum nama Indonesia di tingkat dunia, seperti IRFAN HARIS seorang pelajar dari SMA Negeri 1 Pringsewu yang telah berhasil meraih menjadi juara pada Olimpiade Sains Bidang Biologi di Jepang dan Korea Selatan dua kali berturut-turut.
Dalam bidang olahraga, tak bisa dipungkiri, bahwa prestasi yang diraih oleh putra-putri terbaik dari Kabupaten Pringsewu sangat membanggakan dan mengharumkan, tidak hanya untuk Kabupaten Pringsewu ataupun Provinsi Lampung, namun juga bagi Bangsa Indonesia.
Siapapun pasti akan mengenal sosok Imron Rosyadi dengan Padepokan Gajah Lampung sebagai pusat pelatihan angkat besi dan berat yang namanya bahkan terkenal hingga di seluruh dunia. Dari tangan Imron Rosyadi, banyak dilahirkan lifter-lifter dunia ternama asal Indonesia.
Lisa Rumbewas, salah satu lifter dunia yang berhasil memperoleh medali emas pada olimpiade beberapa tahun lalu juga tercatat sebagai salah satu lifter yang pernah mengenyam pelatihan di Padepokan Gajah Lampung Pringsewu.
Disamping Angkat Besi dan Angkat Berat, masih banyak atlet-atlet dari Kabupaten Pringsewu yang memiliki prestasi yang cukup handal, diantaranya dari Cabang Bulu Tangkis, Karateka, Tenis Meja dan juga Cabang Olah Raga Sepak Bola. (*)
PRINGSEWU BUMI JEJAMA SECANCANAN
PUSAT PERTUMBUHAN UTAMA DAN TERBESAR DI BELAHAN BARAT LAMPUNG.